Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial
Pengertian
perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antarmanusia
sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
2.1.2.
Pengertian Perkembangan Sosial Remaja
Manusia
tumbuh dan berkembang pada masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah
dan jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangan itu pada dasarnya
merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Interaksi sosial
merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan anak sebagai insan yang secara
aktif melakukan proses sosialisasi. Bersosialisasi pada dasarnya merupakan
proses penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan sosial. Pada masa remaja,
interaksi dan pengenalan/pergaulan dengan teman sebaya terutama lawan jenis
menjadi sangat penting. Pada akhirnya pergaulan sesama manusia merupakan suatu
kebutuhan.
2.1.3.
Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja
Remaja
adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa.
Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi
sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap
lingkungannya, remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma
pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam
keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan
berbagai kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan
dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang
tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting
tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan
sesama remaja, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk
memilih teman hidup.
Kehidupan
sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional.
Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertutup sehubungan dengan
masalah yang dihadapinya. Menurut ”Erick Erison” bahwa masa remaja terjadi masa
krisis, masa pencarian jati diri. Dia berpendapat bahwa penemuan jati diri
seseorang didorong oleh sosiokultural. Sedangkan menurut Freud, kehidupan
sosial remaja didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksual.
Pergaulan remaja benyak diwujudkan dalam bentuk kelompok-kelompok, baik
kelompok besar maupun kelompok kecil.
Nilai
positif dalam kehidupan kelompok adalah tiap anggota kelompok belajar
berorganisasi, memilih pemimpin, dan mematuhi aturan kelompok.
2.1.4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
- Keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek
perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di
dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada
dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak.
- Kematangan Fisik
dan Psikis
Bersosialisasi
merupakan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangkan dalam proses
sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan
intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula
menentukan.
Dengan
demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik,
sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
- Status Sosial
Ekonomi Keluarga
Kehidupan
sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga
dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak
yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam
keluarga anak itu, ”ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan
kehidupan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya akan memperhitungkan norma
yang berlaku di dalam keluarganya.
- Pendidikan
Pendidikan
merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai
proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberi warna kehidupan sosial
anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang.
Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi
oleh kehidupan keluarga, masyarakat. dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku
yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di
kelembagaan pendidikan (sekolah).
Kepada
peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi
dikenalkan pada norma kehidupan bangsa (nasional) dan norma kehidupan antar
bangsa. Etik pergaulan dan pendidikan moral diajarkan secara terprogram dengan
tujuan untuk membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
- Kapasitas Mental
: Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan
berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan
masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi berpengaruh sekali terhadap
perkembangsn sosial anak. Anak yang berberkemampuan itelektual tinggi akan
berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu, kemampuan intelektual
tinggi, kemampuann berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang
sangat menentukan keberhasilan dalam perkemabangan sosial anak.
Sikap
saling pengertian dan kemampuan memahami ornag lain merupakan modal utama dalam
kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang
berkemampuan intelektual tingggi.
2.1.5.
Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku
Pikiran
remaja sering dipengaruhi oleh ide-ide dan teori-teori yang menyebabkan sikap
krirtis terhadap situasi dan orang lain. Pengaruh egosentris sering terlihat
pada pemikiran remaja, yaitu :
- Cita-cita dan
idealisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri tanpa
memikirkan akibat jauh dan kesulitan-kesulitan praktis.
- Kemampuan
berpikir dengan pendapat sendiri belum disertai pendapat orang lain.
Pencerminan
sifat egois dapat menyebabkan dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sifat
ego semakin kecil sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang semakin baik dan
matang.
2.1.6.
Perbedaan Individual dalam Perkembangan Sosial.
Bergaul
dengan sesama manusia (sosialisasi) dilakukan oleh setiap orang, baik secara
individual maupun kelompok. Dilihat dari berbagai aspek, terdapat perbedaan
individual manusia, yang hal itu tampak juga dalam perkembangan sosialnya.
Sesuai
dengan teori komprehensif tentang perkembangan sosial yang dikembangkan oleh
Erickson, maka di dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya manusia menempuh
langkah yang berlainan satu sama lain. Dalam teori Erickson dinyatakan bahwa
manusia (anak) dalam kesatuan budaya yang utuh, alam dan kehidupan masyarakat
menyediakan segala hal yang dibutuhkan manusia. Namun sesuai dengan minat,
kemampuan, dan latar belakang kehidupan budayanya maka berkembang
kelompok-kelompok sosial yang beranekaragam.
2.1.7.
Upaya Pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam
Penyelenggaraan Pendidikan.
Penciptaan
kelompok sosial remaja perlu dikembangkan untuk memberikan rangsangan terhadap
mereka ke arah perilaku yang bermanfaat dan dapat diterima khalayak. Kelompok
olahraga, koperasi, kesenian, dan semacamnya di bawah asuhan para pendidik di
sekolah atau para tokoh masyarakat di dalam kehidupan msyarakat perlu banyak
dibentuk. Khusus di dalam sekolah perlu sering diadakan kegiatan bakti sosial,
bakti karya, dan kelompok-kelompok belajar di bawah asuhan para guru pembimbing
kegiatan ini hendaknya dikembangluaskan.
2.1.8.
Ciri Khas Perkembangan Sosial Remaja.
Perkembangan
sosial pada masa puber dapat dilihat dari dua ciri khas yaitu mulai
terbentuknya kelompok teman sebaya, baik dengan janis kelamin yang sama atau
dengan jenis kelamin yang berbeda dan mulai memisahkan diri dari orang tua.
- Kelompok teman
sebaya
Percepatan
perkembangan pada masa puber berhubungan dengan pemasakan seksual yang akhirnya
mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan sosial. Sebelum memasuki masa
remaja biasanya anak sudah mampu menjalin hubungan yang erat dengan teman
sebaya. Seiring dengan itu juga timbul kelompok anak-anak untuk bermain bersama
atau membuat rencana bersama. Sifat yang khas dari kelompok anak yang belum
pubertas adalah behwa kelompok tadi terdiri dari jenis kelamin yang sama.
Persamaan sex ini membantu timbulnya identitas jenis kelamin dan yang
berhubungan dengan perasaan identifikasi yang mempersiapkan pengalaman identitasnya.
Sedangkan pada masa puber, anak sudah mulai berani untuk melakukan kegiatan
dengan lawan jenisnya dalam berbagai kegiatan.
- Melepas dari
Orang Tua
Tuntutan
anak untuk memisahkan diri dari orang tua dan menuju ke arah teman-teman sebaya
merupakan suatu reaksi terhadap suatu intern anak muda. Sesudah mulainya
pubertas timbul suatu diskrepansi yang besar antara kedewasaan jasmaniah dengan
ikatan sosial pada orang tua. Dalam keadaan seperti ini banyak
pertentangan-pertentangan antara remaja awal dengan orang tua, yaitu perbedaan
standar perilaku, merasa menjadi korban, perilaku yang kurang matang, masalah
palang pintu, dan metode disiplin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar